Anggota FPI Nagan Raya dan Sejumlah Anak Muda yang Terkena Razia Pakaian Ketat (foto: FPI Nagan Raya/BBC Indonesia)
Dalam agresi tersebut mereka memotong ujung celana tiga sampaumur sebab dinilai tidak Islami dan juga memaksa sejumlah pria menundukkan kepala ke tanah. Di Aceh, penerapan aturan syariat seharusnya dilakukan oleh polisi syariah atau Wilayatul Hisbah.
Sejumlah warga di Kabupaten Nagan Raya mengaku tidak suka dengan agresi FPI yang otoriter itu. Seorang warga Nagan Raya, Susi Riyanti mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh anggota FPI kurang beradab.
"Kejadian ini tidak beradab, masih banyak cara lain untuk menasehati, jangan dengan cara-cara yang tidak beretika yang terjadi, semua orang juga punya salah," kata Susi kepada wartawan di Aceh, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin 24 Desember 2018.
FPI Nagan Raya, Aceh ketika Merazia Kafe dan Busana Ketat (foto: Istimewa/Antara/BBC Indonesia)
"Kejadian kemarin terlalu kasar, padahal itu kiprah Satpol PP dan Wilayatuh Hisbah, mereka saja cuma ngasih kode jikalau ada yang melanggar syariat," tegas Samsul Bahri, warga Nagan Raya.
Di media sosial, sejumlah pengguna juga mempertanyakan kewenangan FPI untuk melaksanakan razia. "Tidak ada wewenangnya, salah kaprah," kata Ruslan di Facebook.
Lainnya menyoroti pengguntingan celana. "Kok absurd ya, Syariat Islam kok (yang) memotong celana cewek, (adalah) laki-laki. Mana boleh itu, bukan muhrim."
Bupati Nagan Raya, mengaku gres mengetahui bencana tersebut ketika wartawan meminta konfirmasi. "Saya sedang di Jakarta dalam beberapa hari ini, justru ini gres tahu jikalau ada tindakan ibarat itu," kata Bupati Nagan Raya, Jamin Idham.
Jamin Idham, menyampaikan dirinya sudah mengubungi setda dan humas di pemerintahannya, dan meminta pimpinan FPI untuk menjelaskan tindakan yang telah dilakukan.
"Saya tidak pernah menginstruksikan apapun, justru terkejut jikalau ibarat ini, sejauh ini kami gres mengeluarkan imbauan perayaan tahun gres semoga masyarakat tidak beruforia," tegas Jamin Idham.
Sementara itu, Ketua FPI Nagan Raya, Neldi Isnayanto, menyampaikan pihaknya sudah menegur secara keras tindakan yang dilakukan oleh para laskar.
"Ada tujuh orang laskar, sudah kita panggil dan kami menegur mereka terhadap apa yang sudah mereka lakukan kepada remaja," terang Neldi Isnayanto.
Neldi melanjutkan, FPI kesepakatan melaksanakan sosialisasi terhadap pelaksanaan syariat islam, semoga diwilayah ini jauh dari maksiat. Terkait bencana ini, ia meminta maaf kepada seluruh pihak.
"Saya pastikan ini tidak akan terjadi lagi, kami minta maaf, mohon jangan dibesar-besarkan lagi," terang Neldi Isnayanto, Ketua FPI Nagan Raya.
baca sumber