Presiden Joko Widodo jongkok ketika memperlihatkan penghargaan dan berbincang dengan seniman Putu Wijaya dalam program penyerahan Strategi Kebudayaan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Minggu (9/12) sore.
(Foto: www.tagar.id)
Saat memperlihatkan penghargaan kepada budayawan Putu Wijaya yang berada di dingklik roda alasannya ialah sakit, Presiden Jokowi tak sungkan berjongkok di hadapan Putu Wijaya. Sambil jongkok, Jokowi memperlihatkan selamat dan berbincang dengan Putu. Sepertinya Jokowi tak mau bangun dan berada posisi lebih atas ketika berbincang dengan Putu yang hanya sanggup duduk di dingklik roda.
Sementara itu, dalam program tersebut, Presiden Joko Widodo menyampaikan masyarakat membutuhkan panggung interaksi yang bertoleransi.
"Menurut saya, kita tidak cukup hanya menjamin ketersediaan panggung ekspresi. Yang kita butuhkan ialah panggung interaksi yang bertoleransi. Yang kita butuhkan ialah panggung toleransi dalam berinteraksi," kata Presiden, mengutip Kantor Berita Antara.
Menurut Presiden, kontestasi kata tanpa toleransi sanggup memicu perang kata yang berpotensi saling menghujat, penebaran ujaran kebencian, sampai fitnah.
Sementara itu, kontestasi ekonomi tanpa toleransi sanggup memperlebar ketimpangan kesejahteraan masyarakat.
"Kontestasi politik tanpa toleransi pun sanggup menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan, itu juga hal yang harus dihindari," kata Jokowi.
Dia menambahkan panggung interaksi yang diwarnai toleransi membutuhkan ruang fisik yang inklusif.
Selain itu, ruang verbal dan kebebasan mimbar akademik sampai media massa dan media umum sanggup juga menjadi panggung toleransi.
Kepala Negara menegaskan negara harus hadir sebagai fasilitator ruang verbal sebagai panggung toleransi.
Namun, ruang verbal tidak hanya diharapkan secara fisik di luar tubuh, tetapi juga dalam diri dan pikiran masing-masing orang.
"Ekspresi yang diwarnai toleransi yang diekspresikan juga membutuhkan ruang dalam hati dan pikiran kita, membutuhkan ruang dalam niat di semua tindakan kita untuk membuka diri, untuk berbagi, dan untuk mengembangkan diri," kata Jokowi.
Presiden yakin dengan panggung verbal yang bertoleransi itu sanggup mempercepat Indonesia menjadi negara yang maju.
Pada rangkaian program Kongres Kebudayaan Indonesia Tahun 2018, diserahkan naskah Strategi Kebudayaan kepada Presiden Jokowi.
Strategi Kebudayaan ialah kumpulan pokok-pokok pikiran dari seluruh tempat di Indonesia dalam Sidang Pleno Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.
Strategi Kebudayaan dibentuk sesuai amanat pasal 13 UU Nomor 5 Tahun 2017 ihwal Pemajuan Kebudayaan.
baca sumber