ADS

Jubir Joko Widodo Bertanya Ke Sandi Cara Membangun Tanpa Utang, Begini Jawabannya

Sandiaga Uno

RAKYATKU.COM - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno berjanji membangun ekonomi dan infrastruktur tanpa utang bila menang Pilpres 2019. Bagaimana caranya?

"Pak Prabowo dan saya ingin Insyaallah infrastruktur kita bangun. Kita berdiri juga segi-segi ekonomi lain dan infrastruktur itu tidak perlu membebani utang kepada bangsa kita," kata Sandiaga ketika hadir di Jalan Ciledug Raya, Petukangan, Jakarta Selatan, Sabtu (8/12/2018).

Pernyataan itu pribadi mendapat respons dari juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago. Dia menganggap kesepakatan Sandiaga Uno tersebut berlebihan. Dia tidak yakin kesepakatan itu bisa diwujudkan.

"Jangan asal mau menang lalu diomongin senak-enaknya. Kemudian malah semuanya malah tidak dipertanggungjawabkan, kan tidak bisa juga. Kalau kita ngomong itu kan ada ukurannya, ada ukuran kenapa kita bisa ngomong begitu, apa solusinya coba?" tanya politikus Partai NasDem itu.

Kalau bukan dari utang, kata Irma, lantas dari mana uang yang akan digunakan untuk membangun? Menurut Irma, semua negara di dunia itu mempunyai utang. Dia pun mengajak Sandiaga untuk berkaca pada diri sendiri sebagai bangsa Indonesia, apakah anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sudah cukup untuk melaksanakan pembangunan.

Irma menilai, pernyataan Sandiaga yang berjanji akan melaksanakan pembangunan infrastruktur tanpa membebani APBN seperti menafikan kondisi perekonomian negara yang sebenarnya. Irma pun menyebut beberapa negara termasuk negara maju lainnya ibarat Amerika Serikat (AS) yang juga mempunyai utang luar negeri.

Jawaban BPN Prabowo-Sandi

Menanggapi keraguan Irma, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade karenanya memperlihatkan klarifikasi panjang lebar. Janji Sandiaga itu, katanya, sudah benar.

Jika menang Pilpres 2019, Prabowo-Sandi akan melaksanakan kebijakan tax ratio yang menurunkan tarif pajak ke masyarakat. Bukan menaikkan tarif pajak, malah menurunkannya.

Andre mencontohkan kebijakan serupa yang telah dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin. Waktu itu pajak penghasilan di Rusia itu 80 persen, Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan menjadi 13 persen. Hasilnya, pajak di Rusia itu naik 3-6 kali lipat.

"Nah itu yang akan dilakukan Pak Prabowo," ujar Andre ibarat dikutip dari Detikcom, Minggu (9/12/2018).

Saat ini, katanya, tax ratio di Indonesia hanya 11 hingga 12 persen. Jumlah tersebut masih jauh dari beberapa negara berkembang lainnya. Thailand 18-19 persen, bahkan Zambia di Afrika mencapai 16 persen.

"India itu korupsi kan luar biasa, dianggap negara yang relatif rawan korupsi, itu tax ratio-nya 20 persen," tuturnya.

Andre melanjutkan, Indonesia yang tax ratio-nya ketika ini masih 10 hingga 11 persen tahun depan bahkan bisa turun menjadi 8 hingga 9 persen. Jika Indonesia bisa meningkatkan tax ratio menjadi 18 hingga 19 persen ibarat Thailand, maka Indonesia akan mendapat penghasilan Rp1.000 triliun hingga Rp1.200 triliun dari pajak.

"Nah dengan penghasilan Rp1.000 hingga dengan Rp1.200 triliun otomatis Indonesia tidak perlu berutang. Ini penghasilan pelengkap ya, jadi selama ini Indonesia tidak perlu berutang. Malah uang kita bisa berdiri infrastruktur, uang kita bisa bikin BPJS gratis, uang kita bisa pendidikan gratis, uang kita bisa mengangkat guru-guru K2 yang satu setengah juta orang itu menjadi PNS, bahkan hakim-hakim kita bisa honor layak, tentara, polisi dan ASN bisa kita honor layak. Semuanya bisa kita lakukan dengan kelebihan uang," ungkapnya.

"Tax ratio salah satu yang bisa kita lakukan. Tapi sekali lagi, yang niscaya tax ratio ini bukan menaikkan pajak. Melakukan tax ratio itu malah tarif pajak akan diturunkan. Tapi dengan kita menurunkan tarif pajak, otomatis banyak masyarakat yang membayar pajak alasannya ialah tarif yang murah tidak memberatkan masyarakat. Nah Rusia dan beberapa negara lain sudah berhasil melakukan, kenapa Indonesia tidak bisa?" lanjutnya.

Selain melaksanakan kebijakan tax ratio, untuk menghindari utang, Prabowo-Sandi dikatkan Andre juga akan mempergunakan anggaran dengan cerdas dan tepat. "Kerja cerdas, kerja tuntas. Itu yang harus dilakukan, bukan hanya kerja-kerja tetapi nggak mikir," tuturnya.

Menanggapi pernyataan yang menyampaikan banyak negara di dunia termasuk negara maju ibarat Amerika Serikat (AS) yang juga berutang, Andre mengatakan, utang menjadi pilihan paling terakhir di kepemimpinan Prabowo-Sandi.

"Kita tentu dalam hidup bila bisa tentu tidak berutang. Tapi bila memang keadaan sulit dan kita diharuskan berutang, utang ialah pilihan terakhir, bukan sedikit-sedikit utang ibarat zaman sekarang. Dikit-dikit utang, dikit-dikit utang, kita nggak ibarat yang sekarang. Berutang ialah pilihan terakhir yang akan diambil oleh Pak Prabowo dan Bang Sandi, tadi banyak cara, pertama memastikan pengelolaan, pemakaian APBN sempurna sasaran, kerja cerdas kerja tuntas. Yang kedua ada aktivitas tax ratio," paparnya.


baca sumber

Subscribe to receive free email updates:

ADS